Usaha franchise atau waralaba ialah salah satu bisnis yang menggiurkan terutama bagi kamu yang memang memiliki modal dan tak ingin menjalankan usaha dari nol.
Bagaimana tidak, dalam usaha franchise, indikator kegagalan dapat dideteksi dan ditanggulangi sejak awal, sebab model usaha satu ini merupakan duplikasi dari konsep bisnis yang sudah ada dan telah terbukti ketangguhan serta keuntungannya.
Istilahnya, sudah banyak makan asam garam dan melewati lika-liku dalam dunia bisnis dengan hasil yang gemilang.
Namun, meskipun konsep usaha franchise ini terlihat menarik dan menguntungkan, tidak dapat dipungkiri bahwa konflik dan perselisihan dapat muncul dalam hubungan antara pemberi laba (franchisor) dan penerima atau pembeli laba (franchisee).
Untuk itu, dalam artikel kali ini, kita akan membahas beberapa tips yang dapat membantu mencegah dan menanggulangi perselisihan antara kedua belah pihak, sehingga kerja sama dalam usaha franchise dapat berjalan lancar dan menguntungkan. Simak artikelnya sampai akhir, ya!
Mengenal Usaha Franchise dan Risikonya
Franchise atau waralaba adalah suatu sistem bisnis berupa kerja sama antara franchisor dan franchisee, dengan pemberian barang dan/atau jasa untuk dapat dimanfaatkan oleh pihak lain, termasuk pemberian Hak Kekayaan Intelektual (HKI).
Usaha satu ini memang menjanjikan keuntungan dari barang dan/atau jasa yang sudah terbukti atau bahkan besar, tetapi tetap harus berusaha agar sesuai dengan minat dan keahlian.
Dilansir dari businessnewsdaily.com, ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan oleh pebisnis yang ingin membuka franchise, mulai dari modal hingga keuntungan dari franchisor.
Pebisnis juga perlu mengetahui tujuan membuka usaha franchise, kekuatan produk, area bisnis yang diinginkan, keterlibatan dalam operasional sehari-hari, dan berapa banyak modal yang akan dikeluarkan untuk usaha franchise tersebut.
Hal ini mengingat, meskipun punya banyak keuntungan, namun seperti pada umumnya, usaha franchise juga memiliki risiko yang perlu diperhatikan.
Berikut adalah lima risiko usaha franchise yang perlu kamu pertimbangkan sebelum akhirnya menjadi franchisee, melansir Nerdwallet:
Biaya Awal
Risiko dari memulai usaha franchise ialah mengumpulkan uang untuk biaya awal, yang dapat membebani pengusaha manapun. Tak bisa dipungkiri, investasi biaya awal usaha franchise cukup mahal, terutama jika kamu bergabung dengan brand yang sudah terkenal dan menguntungkan.
Investasi Berkelanjutan
Selain investasi awal yang harus kamu sediakan untuk memulai usaha franchise, ada biaya tambahan berkelanjutan yang unik untuk model bisnis satu ini. Biaya ini meliputi royalti, biaya iklan, dan biaya untuk layanan pelatihan.
Membatasi Peraturan
Sebagian franchisor boleh jadi membiarkanmu menjadi bos untuk bisnismu sendiri, tetapi sebagian lain mungkin akan tetap mengendalikan bisnisnya. Mereka dapat mengontrol salah satu aspek bisnis seperti lokasi, harga, tata letak, dekorasi, hingga periklanan. Umumnya pembatasan ini dilakukan guna menjaga keseragaman antara franchise.
Kurangnya Privasi Finansial
Risiko usaha franchise lainnya ialah kurangnya privasi. Perjanjian waralaba kemungkinan akan menetapkan bahwa franchisor dapat mengawasi seluruh ekosistem keuangan waralaba. Tetapi boleh jadi ini bukan masalah selama franchisee menerima bimbingan keuangan.
Potensi Konflik
Meskipun salah satu keuntungan franchisee adalah link atau jaringan dukungan, hal itu juga ternyata berpotensi menimbulkan konflik, lho. Setiap hubungan bisnis yang dekat, terutama ketika ada ketidakseimbangan kekuatan memiliki risiko bahwa para pihak tidak akan akur.
Bagaimana Cara Menghindari Perselisihan dalam Usaha Franchise?
Pengelolaan hubungan yang sehat antara franchisor dan franchisee adalah kunci kesuksesan dalam usaha waralaba.
Hal ini karena jika terjadi perselisihan atau konflik dapat merugikan kedua belah pihak, mengganggu operasi bisnis, atau bahkan merusak reputasi brand.
Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu mencegah dan menanggulangi perselisihan dalam hubungan franchise:
Komunikasi yang Efektif
Komunikasi adalah kunci. Franchisor dan franchisee sebaiknya menjaga alur komunikasi terbuka dan efisien. Diskusikan tujuan, perubahan dalam bisnis, atau permasalahan secepat mungkin. Adakan pertemuan rutin atau forum yang dapat membangun pemahaman yang kuat antara kedua belah pihak.
Pelatihan yang Memadai
Franchisor harus memberikan pelatihan yang memadai kepada franchisee. Pelatihan ini mencakup operasional, manajemen staf, dan pemahaman tentang standar brand. Dengan begitu, franchisee akan lebih mudah untuk menjalankan usaha sesuai standar yang telah ditetapkan.
Evaluasi dan Umpan Balik
Franchisor dan franchisee harus melakukan evaluasi rutin terhadap kinerja dan kepatuhan franchisee. Berikan umpan balik konstruktif dan bantu franchisee dalam mengatasi masalah. Hal ini akan membantu mencegah masalah yang lebih besar di masa depan.
Penyelesaian Konflik yang Konstruktif
Konflik adalah bagian dari bisnis, namun penyelesaian yang konstruktif adalah kunci untuk menghindari eskalasi perselisihan. Pertimbangkan mediasi atau negosiasi sebelum mengambil langkah hukum. Pihak ketiga yang objektif juga dapat membantu menemukan solusi yang adil.
Kontrak Franchise yang Jelas
Penyusunan kontrak waralaba yang jelas dan tegas adalah langkah krusial. Kontrak harus mencakup semua detail, seperti hak, kewajiban, pembagian keuntungan dan royalti, serta masa berlaku franchise. Franchisor dan franchisee harus memahami kontrak sepenuhnya sebelum menandatanganinya.
Melalui komunikasi yang baik, pelatihan, evaluasi rutin, dan perjanjian franchise yang jelas, franchisor dan franchisee memiliki peluang yang lebih besar untuk menjalani hubungan yang sukses dalam usaha franchise.
BACA JUGA: Yuk Pahami dan Urus Dokumen Legalitas untuk Bisnis Franchise!
Dengan kerja sama yang baik, mereka dapat mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan menciptakan keberhasilan bersama.
Kontak KH
Nah, bagi Sobat KH yang saat ini sedang menjalankan usaha franchise dan butuh konsultasi mengenai proses atau kebutuhan bisnisnya, jangan ragu untuk menghubungi Kontrak Hukum.
Hanya dengan biaya mulai dari Rp2 jutaan, kami dapat membantumu untuk membuat perjanjian franchise termasuk legalitas lainnya yang dibutuhkan seperti Surat Pernyataan Tanda Waralaba (STPW).
Dengan membuat kontrak perjanjian di Kontrak Hukum, keamanan dan mekanisme usaha franchise dijamin efisien dan lancar bagi setiap pihak yang terlibat, serta mencegah timbulnya masalah di kemudian hari karena bisa sebagai alat bukti jika terjadi perselisihan.
Melalui kontrak perjanjian yang sah dan resmi, kamu juga dapat memantau dan mengontrol apakah pihak yang terlibat sudah melakukan apa yang telah dijanjikan, ataukah malah melanggar hal-hal yang telah disepakati sebelumnya.
Yuk, jalani usaha franchise yang mudah dan aman dengan membuat kontrak perjanjian di Kontrak Hukum! Untuk informasi pemesanan, kunjungi laman Layanan KH – Kontrak Perjanjian Franchise.
Jika ada pertanyaan seputar bisnis lainnya, silakan hubungi kami di Tanya KH ataupun melalui direct message (DM) ke Instagram @kontrakhukum.