Skip to main content

Memiliki keuangan yang sehat merupakan salah satu pilar utama bagi kesuksesan dan kelangsungan bisnis. 

Dengan keuangan yang sehat, bisnis memiliki kemampuan untuk menghadapi tantangan dan peluang pasar dengan lebih percaya diri, serta dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk pertumbuhan jangka panjang.

Lalu, apa indikator yang menentukan keuangan sebuah bisnis dikatakan sehat atau tidak? Apakah dilihat dari pemiliknya yang selama ini bisa membayar seluruh gaji karyawan? Ataukah bisnis yang mampu membayar seluruh tagihan bulanan tanpa menunggak?

Eitss, ternyata contoh-contoh tersebut belum bisa menjamin bahwa kondisi bisnis baik-baik saja, lho. Karena itu, kenali lebih jauh seperti apa tanda kondisi keuangan bisnis yang sehat pada artikel berikut ini.

Apa Saja Tanda Keuangan Bisnis yang Sehat?

Setiap pengusaha tentu ingin bisnisnya maju. Salah satu hal yang bisa dilihat dari kemajuan bisnis adalah kesehatan keuangan. Berikut ini adalah tanda keuangan bisnis yang sehat dilansir dari beberapa sumber:

Tingkat Pengeluaran Tidak Melebihi Pemasukan

Salah satu ciri bahwa keuangan bisnis dalam kondisi sehat adalah bisnis memperoleh keuntungan atau pemasukan yang konsisten setiap bulannya. Maksud dari keuntungan yang konsisten adalah ketika jumlah pemasukan dari bisnis tersebut seimbang dengan jumlah pengeluaran.

Jadi, misalnya, apabila keuntungan bisnis meningkat sebanyak 5% selama periode waktu tertentu, pastikan pengeluaran juga tidak lebih dari 5% selama periode waktu yang sama.

Punya Dana Cadangan

Saat ini, pelaku usaha mungkin cukup percaya diri dengan masa depan bisnisnya. Namun, tidak ada yang benar-benar tahu kondisi bisnis tersebut di masa depan, bukan?

Misalnya, ketika salah satu klien besar tiba-tiba membatalkan kontrak sehingga bisnis kehilangan sebagian besar pemasukan. Hal tersebut pasti akan mengubah kondisi bisnis, membuat pelaku usaha harus melakukan adaptasi seperti pemotongan anggaran keuangan pada sektor-sektor tertentu.

Oleh sebab itu, bisnis baru bisa dikatakan sehat apabila memiliki dana cadangan. Dana cadangan akan membantu bisnis untuk tetap beroperasi jika terjadi hal-hal di luar rencana.

Saldo Uang Tunai Tumbuh Positif

Saat mendapatkan laba dari bisnis, pelaku usaha biasanya akan langsung menginvestasikannya kembali ke bisnis mereka agar terus berkembang. Hal ini wajar dilakukan.

Namun, ingatlah bahwa hal tersebut juga bisa membuat saldo uang tunai berkurang meskipun aset berlimpah. Nah, ketika pelaku usaha mendadak membutuhkan uang tunai, mereka pun terpaksa berhutang untuk menutupi kekurangan tersebut.

Padahal, yang namanya hutang asti tak terlepas dari bunga yang tentu akan membuat pelaku usaha mengeluarkan lebih banyak uang untuk melunasinya. Jadi lebih baik membagi keuntungan perusahaan untuk diinvestasikan sedikit ke dalam bisnis dan sisanya digunakan untuk mengisi dana cadangan.

Tingkat Rasio Hutang yang Cenderung Rendah

Ada dua jenis rasio utang yang perlu diperhatikan, yaitu rasio utang dengan aset (debt-to-assets ratio) dan rasio utang dengan ekuitas (debt-to-equity ratio).
Debt-to-assets ratio digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai dengan total uang.

Sedangkan, debt-to-equity ratio adalah rasio yang digunakan para analis dan investor untuk melihat seberapa besar utang perusahaan jika dibandingkan ekuitas perusahaan atau para pemegang saham.

BACA JUGA: Bagaimana Cara Penyelesaian Kasus Utang Piutang?

Idealnya, bisnis yang sehat memiliki tingkat rasio utang rendah. Namun, khusus debt-to-asset, pelaku usaha harus menjaga agar rasio utang dan aset berada pada kondisi maksimal 1:2.

Lalu, Bagaimana Strategi Mengatur Keuangan Bisnis yang Sehat?

Mengatur keuangan bisnis dengan bijaksana adalah langkah krusial untuk memastikan pertumbuhan dan kesuksesan jangka panjang.

Terlebih dalam lingkungan bisnis yang berubah dengan cepat, memiliki strategi keuangan yang kokoh dapat membantu bisnis menghadapi tantangan dan peluang dengan lebih percaya diri.

Berikut ini adalah beberapa strategi kunci yang diterapkan untuk mengatur keuangan bisnis yang sehat:

Membuat Rencana Anggaran yang Realistis

Langkah pertama untuk mengatur keuangan bisnis yang sehat adalah membuat rencana anggaran yang realistis. Anggaran ini harus mencakup perkiraan pendapatan dan biaya untuk periode tertentu, seperti bulan atau tahun.

Dengan memiliki rencana anggaran yang jelas, pelaku usaha dapat memantau kinerja finansial bisnisnya secara teratur dan mengidentifikasi pergeseran yang perlu dilakukan.

Prioritaskan Pengeluaran

Tidak semua pengeluaran memiliki dampak yang sama terhadap kesuksesan bisnis. Identifikasi pengeluaran yang kritis dan prioritas untuk operasional yang lancar dan pertumbuhan.

Ini membantu pelaku usaha menghindari pengeluaran yang tidak perlu dan fokus pada aspek-aspek yang lebih penting.

Kelola Utang dengan Hati Hati

Penggunaan utang bisa menjadi alat yang berguna untuk pertumbuhan bisnis, tetapi harus dikelola dengan hati-hati. Sebelum mengambil utang, pertimbangkan tingkat bunga, jangka waktu, dan dampaknya terhadap arus kas.

Pastikan bahwa bisnis mampu membayar kembali utang dengan lancar tanpa memberatkan keuangan.

Investasi dalam Teknologi dan Inovasi

Investasi dalam teknologi dan inovasi dapat membantu bisnis tetap relevan di pasar yang terus berubah. Meskipun ini mungkin memerlukan biaya awal, jangka panjangnya bisa sangat menguntungkan dengan meningkatkan efisiensi operasional, produktivitas, dan kemampuan bersaing.

Monitor dan Evaluasi Kinerja Keuangan Secara Berkala

Penting untuk memantau kinerja keuangan secara teratur. Buat laporan keuangan berkala dan lakukan analisis menyeluruh. Evaluasi hasil yang diperoleh dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam rencana anggaran. Jika terjadi penyimpangan, identifikasi penyebabnya dan ambil tindakan korektif.

Itulah beberapa tanda atau aspek yang menunjukkan kondisi keuangan bisnis yang sehat berikut strategi untuk mencapainya. Lantas, bagaimana denganmu? Sudahkah kamu mencapainya dan memonitor hal hal yang berkaitan dengan kondisi keuangan bisnis?

Kontak KH

Keuangan yang sehat adalah landasan bagi bisnis yang sukses dan berkelanjutan. Tanda-tanda yang telah diuraikan di atas adalah indikator bahwa bisnis memiliki keseimbangan finansial yang baik dan mampu menghadapi tantangan yang mungkin timbul.

Oleh karena itu, penting untuk terus memantau kesehatan keuangan bisnis dan mengambil langkah-langkah strategis yang diperlukan untuk memastikan pertumbuhan dan keberlanjutan jangka panjang.

Nah, bagi Sobat KH yang saat ini tengah menjalankan bisnis dan merasa kesulitan dalam mengelola keuangannya, kamu bisa langsung konsultasikan semuanya bareng Kontrak Hukum.

BACA JUGA: Bingung Cara Menghitung PPh Terutang? Yuk Pelajari Di Sini!

Yup, dalam rangka menghadirkan kemudahan para pelaku usaha dalam menjalankan bisnisnya, kami mempersembahkan layanan berlangganan pertama di Indonesia bernama Digital Business Assistant (DiBA) untuk semua keperluan bisnismu!

Adapun layanan DiBA mencakup pencatatan invoice/faktur, pencatatan pengeluaran, rekonsiliasi bank, laporan keuangan bulanan, hingga laporan pajak bulanan.

Dijamin terpercaya dan terjangkau jika dibanding menggunakan accounting firm, accounting team, dan accounting software sehingga sangat cocok bagi para pelaku UMKM.

Tunggu apalagi? Permudah kebutuhan pengelolaan keuangan bisnismu dengan kunjungi laman Layanan KH – DiBA.

Jika masih ragu atau memiliki pertanyaan, kamu juga bisa konsultasi gratis di Tanya KH ataupun mengirimkan direct message (DM) ke Instagram @kontrakhukum. Dengan KH, #semuajadiberes!

Mariska

Resident legal marketer and blog writer, passionate about helping SME to grow and contribute to the greater economy.