Skip to main content

Laporan keuangan merupakan alat penting dalam mengukur kesehatan keuangan sebuah perusahaan. Namun dalam beberapa kasus, laporan keuangan dapat menjadi sarana untuk melakukan kecurangan keuangan.

Ya, dalam sebuah pengelolaan keuangan di perusahaan, pastinya tidak luput dari risiko kecurangan laporan keuangan atau niat buruk seseorang yang selalu ingin menyalahgunakan keuangan perusahaan. Hal ini dapat dikatakan sebagai suatu tindakan kriminal atau biasa disebut fraud.

Jika kecurangan dalam laporan keuangan perusahaan ini terus berlangsung, bisa membuat perusahaan mengalami gulung tikar.

Oleh karena itu, sebagai pebisnis kamu wajib waspada tentang segala kemungkinan kecurangan termasuk dalam laporan keuangan perusahaan. Jangan sampai hanya karena sibuk memikirkan strategi bisnis, kamu tidak menyadari adanya kecurangan yang merugikan bisnismu.

Lantas, apa aja sih, fraud atau kecurangan yang sering terjadi pada laporan keuangan perusahaan? Bagaimana cara mengatasinya? Yuk, simak penjelasan selengkapnya berikut ini!

Fraud atau Kecurangan dalam Laporan Keuangan

Berdasarkan The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), fraud atau kecurangan adalah salah satu tindakan yang melanggar hukum, yang dilakukan secara sengaja dengan maksud tertentu, seperti manipulasi atau membuat laporan keuangan yang keliru kepada pihak lain.

Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh oknum dari dalam atau luar perusahaan dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompok yang merugikan pihak lain secara langsung atau tidak langsung.

Sehingga dalam konteks laporan keuangan, fraud atau kecurangan ini dilakukan oleh manajemen untuk menutupi kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya tidak menerapkan skala prioritas laporan keuangan bahkan hingga merekayasa penyajian laporan keuangan dengan tujuan memperoleh manfaat pribadi terkait kedudukan dan tanggung jawabnya.

Hasill survei dan penelitian ACFE menunjukkan bahwa setiap tahun rerata lima persen dari pendapatan perusahaan menjadi korban fraud.

Di dalam situs Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), perusahan swasta bahkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak terlepas dari risiko fraud. Hal ini terlihat dari kasus tindak pidana korupsi yang melibatkan pejabat BUMN meningkat drastis dalam dua tahun terakhir.

Apa Saja Bentuk Kecurangan dalam Laporan Keuangan?

Berbicara tentang kecurangan dalam laporan keuangan, tentu kita bisa menyebut dengan mudah contoh oknum-oknum nakal dalam kaitannya dengan keuangan perusahaan. Misalnya, menyuap pihak ketiga untuk keuntungan sendiri (biasanya terkait proyek), membeli barang pribadi dengan uang perusahaan, dan menggelapkan dana.

Ada pula tindakan menggelembungkan klaim atau reimbursement. Jadi, oknum-oknum nakal akan meminta perusahaan mengganti dengan jumlah lebih besar dari biaya sebenarnya yang telah ia keluarkan.

Misalnya, ia mengeluarkan uang untuk perjalanan dinas sebanyak Rp1 juta, tapi meminta ganti pada perusahaan sebesar Rp1.5 juta. Selisih diambil dari manipulasi terhadap kwitansi pembayaran.

Selain itu, berikut adalah beberapa jenis kecurangan laporan keuangan lainnya yang dapat dilakukan oleh karyawan atau manajemen dan merugikan bisnis:

Penggelembungan Pendapatan (Revenue Overstatement)

Karyawan atau manajemen dapat mencatat pendapatan yang belum diterima atau menginflasi jumlah pendapatan yang sebenarnya. Ini dapat meningkatkan laba bersih dan memberikan kesan positif yang salah tentang kinerja perusahaan.

Penyembunyian Beban (Expense Understatement)

Karyawan atau manajemen dapat menyembunyikan atau menunda pengakuan beban yang seharusnya dicatat. Ini dapat meningkatkan laba bersih dan memberikan gambaran yang lebih baik tentang kondisi keuangan perusahaan.

Manipulasi Persediaan (Inventory Manipulation)

Karyawan atau manajemen dapat memanipulasi nilai persediaan perusahaan untuk menciptakan kesan laba yang lebih tinggi atau nilai aset yang lebih besar daripada yang sebenarnya.

Pemalsuan Laporan Keuangan (Financial Statement Forgery)

Karyawan atau manajemen dapat memalsukan laporan keuangan, termasuk neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas, untuk menyembunyikan kecurangan atau memperbaiki kondisi keuangan perusahaan.

Manipulasi Nilai Pasar Aset (Asset Valuation Manipulation)

Karyawan atau manajemen dapat memanipulasi penilaian aset, seperti properti atau aset intelektual, untuk menciptakan kesan nilai yang lebih tinggi daripada yang sebenarnya.

Penyalahgunaan Dana Perusahaan (Embezzlement)

Karyawan atau manajemen dapat mengalihkan dana perusahaan untuk kepentingan pribadi, termasuk pencurian uang tunai atau penggunaan dana untuk tujuan yang tidak sah.

Kecurangan Kontrak dan Transaksi (Contract and Transaction Fraud)

Karyawan atau manajemen dapat melakukan kecurangan dalam kontrak atau transaksi dengan pihak ketiga, seperti penyembunyian konflik kepentingan atau menerima suap.

Kecurangan Kolusi (Collusion Forgery)

Karyawan atau manajemen dapat berkolusi dengan rekan kerja atau pihak luar untuk melakukan kecurangan dalam transaksi atau pelaporan keuangan.

Pemalsuan Otorisasi (Authorization Forgery)

Karyawan atau manajemen yang memiliki kewenangan dapat memalsukan tanda tangan atau otorisasi untuk melakukan transaksi yang tidak sah.

Manipulasi Nilai Saham(Stock Price Manipulation)

Manajemen perusahaan dapat mencoba mempengaruhi harga saham perusahaan dengan menyembunyikan atau mengungkapkan informasi yang merugikan investor.

Bagaimana Mengatasi Fraud dalam Laporan Keuangan?

Pada akhirnya, pengendalian fraud menjadi tanggung jawab perusahaan. Guna menguatkan budaya anti-fraud di perusahaan, maka perlu beberapa program antara lain penguatan kode etik, peningkatan kesadaran terhadap aktivitas fraud, sikap pemimpin, sosialisasi anti fraud, baik kepada internal maupun eksternal perusahaan.

Tak hanya itu, untuk menangkal tindak kecurangan laporan keuangan dan memudahkan pengungkapan aktivitas terindikasi korupsi, organisasi bisnis juga perlu merancang sistem pengendalian fraud secara spesifik.

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi kecurangan dalam laporan keuangan perusahaan:

Pembuatan Kebijakan Anti-Fraud

Buat kebijakan anti-fraud yang jelas dan terperinci, serta komunikasikan kepada semua karyawan dan manajemen. Kebijakan ini harus mencakup aturan, prosedur, dan pedoman yang harus diikuti oleh semua.

Pelatihan dan Kesadaran

Sosialisasikan kebijakan anti-fraud dan selenggarakan pelatihan untuk meningkatkan kesadaran karyawan tentang pentingnya integritas etika, dan pelaporan keuangan yang benar.

Audit Internal yang Ketat

Tingkatkan pemantauan dan audit internal untuk mendeteksi potensi kecurangan dalam praktik akuntansi dan laporan keuangan.

Penyelidikan Cepat

Jika ada indikasi kecurangan, segera lakukan penyelidikan internal yang mendalam, kumpulkan bukti, dan ditindaklanjuti dengan tindakan yang sesuai.

Kepatuhan Regulasi dan Etika Bisnis

Pastikan bahwa perusahaan selalu patuh dengan semua regulasi dan etika bisnis yang berlaku, serta mendorong budaya perusahaan yang transparan dan jujur dalam pelaporan keuangan.

Kontak KH

Demikian penjelasan mengenai kecurangan dalam laporan keuangan perusahaan, termasuk jenis-jenis dan cara mengatasinya.

Terkait dengan hal ini, Sobat KH juga bisa pertimbangkan untuk menggunakan jasa firma hukum dengan retainer legal yang telah disepakati sebelumnya. Retainer legal ini dapat membantu dalam penyelidikan kecurangan, memberikan saran hukum, dan memfasilitasi tindakan hukum yang diperlukan.

BACA JUGA: Hanya di Sini! Ada Cara Efisien Susun Laporan Keuangan Konsolidasi

Salah satu retainer legal terpercaya adalah Kontrak Hukum. Dalam rangka menghadirkan kemudahan dan keamanan bagi pelaku usaha dalam menjalankan bisnisnya, kami mempersembahkan layanan berlangganan pertama di Indonesia, Digital Legal Assistant (DiLA).

Mengapa harus DiLA? Karena kami menyediakan layanan hukum terlengkap, unlimited, dan tentunya lebih hemat jika dibandingkan dengan menggunakan law firm dan accounting firm sehingga pelaporan dan pencatatan keuangan perusahaan pun dijamin aman.

Untuk informasi layanan, silakan kunjungi laman Layanan KH – DiLA. Atau jika ada kebutuhan seputar bisnis lainnya, kamu juga bisa konsultasi gratis di Tanya KH dan mengirimkan direct message (DM) ke Instagram @kontrakhukum.

Mariska

Resident legal marketer and blog writer, passionate about helping SME to grow and contribute to the greater economy.

Konsul Gratis